A. Pengertian Metode
Metode
berasal dari dua perkataan yaitu meta
yang artinya melalui dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan. Sementara itu , pendidikan merupakan usaha membimbing dan
membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak
didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia
muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan dan
merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada
Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud
selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan Al Hadits. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh
dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.
Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu
dipahami adalah bagaiman seseorag pendidik dapat memahami hakikat metode dalam
relevansinya denagn tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi
yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah swt. Tujuan
diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran
Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta
didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran
islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik
secara mantab. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan Islam
adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik
untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam
kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu,
dalam uaraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah
memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara
pendidik dan peserta didik.
Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan
aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar
hubungan pendidikan yang terealisasi
melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui,
memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan, serta meningkatkan
ketrampilan olah pikir
B. Sumber Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak
menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al Qur’an
dan Al Hadits. Oleh karena itu untuk mendalaminya, kita perlu mengungkapkan
implikasin-implikasi metode kependidikan dalam kitab suci Al Qur’an dan Al
Hadits tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Gaya bahasa
dan ungkapan yang terdapat dalam firman-firman Allah dalam al Qur’an
menunjukkan fenomena bahwa firman Allah itu mengandung nilai-nilai9 metode yang
mempunyai corak dan ragam sesuai tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi.
Namun yang sangat esensial adalah bahwa firman-firman-Nya itu senantiasa
mengandung hikmah kebijaksanaan secara metode, dan disesuaikan dengan
kecenderuangan / kemampuan kejiwaan manusia yang hidup dala situai dan kondisi
tertentu yang berbeda-beda.
2. Dalam
memberiaka perintah dan larangan Allah senantiasa memperhatikan kadar kemampuan
masing-masing hamba-Nya, sehingga taklif (beban)nya berbeda-beda meskipun dalam
tugas yang sama. Perbedaan kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan
tanggung jawab mengharuskan sikap mendidik dari tuhan itu sendiri sebagai Zat
Maha Pendidik. Dengan demikian perbedaan-perbedaan individual anak didik, bila dilihat dari segi metode
kandungan Al Qur’an diakui dan dihormati, sehingga heteroginitas itu diwujudkan
dalam pembidangan ilmu dan ketrampilan serta kekaryaan/ jabatan/ pekerjaan,
maka bagi dinamika perkembangan umat manusia itu sendiri.
3. Sistem
pendekatan metode yang dinyatakan Al-Qur’an adalah bersifat multi apprpach yang meliputi antara lain :
a.
Pendekatan
religius yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa
manusiaadalah makhluk yang berjiwa religius dengan
bakat-bakat
keagamaa.
b. Pendekatan
filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau homo
rationale, sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya
didasarkan pada sejauh mana kemampuan berfikirnya dapat dikembangkan sampai
pada titik maksimal perkembangannya.
c. Pendekatan
sosio kultural yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang
bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo sosius dan domo sapiens dalam kehidupan bermasyarakat dan
berkebudayaan.Dengan demikian pengaruh lingkungan masyarakat dan
perkembangannya sangat besar artinya bagi proses pendidikan individualnya.
d. Pendekatan scientific
yang titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan
menciptakan (kognitif), berkemauan dan merasa (emosional atau
effektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis-sintetis
dan refleksi dalam berfikir
C. Metode Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat efektif
dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi
metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia
untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendepan Islam. Selain itu,
metode pendidikan islam akan mampu menempatkan manusia diatas luasnya permukaan
bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada penghuni bumi lainnya
Metode yang dianggap penting dan
paling menonjol adalah :
1.
Metode
dialog Qur’ani dan Nabawi
Adalah
pendidikan dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Al Qur’an dan
hadits-hadits nabi. Metode ini, disebut pula metode khiwar yang meliputi dialog khitabi
dan ta’abudi (bertanya dan lalu menjawab) dialog deskriftif dan dialog
naratif (menggmbarkan dan lalu mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi
lalu mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri,
lalu beriman). untuk yang terkhir ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh
sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Rosulullah.
Dialog
qur’ani merupakan jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran seseoarang dengan
orang lain sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
a.
Permasalahan
yang disajikan secara dinamis
b.
Peserta
dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu
c.
Dapat
membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa
d.
Topik
pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi.
Dapat dirumuskan bahwa dialog qur’ani-nabawi adalah
metode pendidikan Islam yang sangat efektif dalam upaya menanamkan iman pada diri seseorang, sehingga sikap dan
perilakunya senantiasa terkontrol dengan baik.
2.
Metode Kisah
Qur’ani dan Nabawi
Metode kisah
disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahsa, baik
lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah
islam, yakin Al-qur’an dan Hadits.
Dalam Al-qur’an dijumpai banyak
kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa
lampau.muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam Al-qur’an
dikategorikan kedalam tiga bagian : pertama, kisah yang menunjukkan tempat,
tokoh dan gambaran peristiwa. Kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa dan
keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian.ketiga, kisah dalam
bentuk dialog yang terkadang taidak disebutkan pelakunya dan diman tempat
kejadiannya.
Pentingnya metode kisah diterapkan
dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan
psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan mengemukakan
kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk
menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah
(suri tauladan).
Kisah-kisah dalam Al-qur’an dan
Hadits, secra umum bertujuan untuk memberikan pengajaran terutama kepada
orang-orang ayang mau menggunakan akalnnya. Relevansi antara cerita Qur’ani
dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini sangat tinggi.
Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi dan instruksi
yang amat bernilai, dan seoarang
pendidik harus dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang
merupakan bagian esensial pendidikan Qur’ani
dan Nabawi.
3. Metode
Perumpamaan
Metode ini, disebut pula metode “amsal” yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga
mudah memahami suatu konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an memiliki
tujuan psikologi edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian
maksudnya.
Dampak
edukatif dari perumpamaan Al-quran dan Nabawi diantaranya :
a. Memberikan
kemudahan dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan
itu mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam Al-Quran.
b. Mempengaruhi
emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka
perasaan ketuhanan.
c. Membina akal
untuk terbiasa berfikir secara valid pada analogis melalui penyebutan
premis- premis.
d.
Mampu
mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia.
4.
Metode
keteladanan
Metode ini, disebut juga metode meniru yakni suatu
metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan
yang baik kepada anak didik. Dalam Al-qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan
kata uswah yang kemudian diberikan
sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah
yang berarti teladan yang baik. Metode keteladanan adalah suatu metode
pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang
baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode
keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah kepada peserta didik.
Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah adalah
Rosulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi
umatnya.seorang pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan
menimbulkan respon tertentu baik positif maupun negatif, seorang pendidik sama
sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan
cara-cara yang merusak fitrohnya.
Nilai edukatif keteladanan daam dunia pendidikan
adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya
dalammempersiapkan danmembentuk moral spriritual dan sosial anak didik.
Keteladanan itu ada dua macam :
a. Sengaja
berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik.
b. Berperilaku
sesuaidengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada terdidik,sehingga tanpa
sengaja menjadi teladan bagi terdidik.
5.
Metode Ibrah
dan Mau’izhah
Metode ini disebut juga metode “nasehat” yakni suatu
metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode
Ibrah atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan mana anak didik
terhadap hakekat sesuatu,serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak
mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip islam. Menurut Al-qur’an, metode
nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti
ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tau
kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya
dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati,
terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi tertentu.
6.
Metode
targhib dan tarhib
Metode ini, disebut pula metode “ancaman” dan atau “intimidasi” yagni suatu metode
pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman ats kesalahan
yang dilakukan peserta didik. Istilah targhib dan tarhib dalam al-qur’an dan
as-sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh
suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya. jadi, iya juga dapat diartikan sebagai ancaman
Allh melalui penonjo;an salah satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar
mereka(peserta didik) teri9ngat untuk tidak melakukan kesalahan.
Ada beberapa kelebihan yang palinh berkenaan dengan
metode targhib dan tarhib inio antara lain :
a. Taghib dan
tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan argumentasi.
b. Targhib dan
tarhip disertai gambaran keindahan surgaynag menakjubkan atau pembebasan azab
neraka.
c. Targhib dan
tarhib islami bertumpu pada pengobatan emosa dan pembinaan efeksi ketuhanan.
d. Targhib dan
tarhib bertumpu pada pengontrolan emosi dan keseimbangan antara keduanya
Oleh : Nurbaiti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar